Sebelum menjawabnya, kita perlu mengenal konsep “return on invested capital” (ROIC) atau perolehan atas modal yang diinvestasikan. Arti sederhanya seberapa besar balik modal. Warren Buffett pernah berkata semacam ini, “Setiap keputusan alokasi modal harus didasarkan pada ROIC yang lebih besar”.
Terjemahan sederhananya, ROIC usaha (baik kecil atau besar) bisa lebih baik dibanding saham. Tapi kita tahu setiap usaha pasti ada risikonya, bisa gagal atau sukses. Faktor itu juga harus dipikirkan.
Kemudian saat usaha sudah maksimal. Pangsa pasar sudah terakses semua. Saat tidak ada ide usaha lain. Saat ada modal dingin, di situlah investasi saham bisa bermanfaat. Daripada ditaruh di tabungan atau deposito, ROIC saham BISA lebih tinggi dibanding instrumen lainnya.
Untuk memahami silakan ikuti penjelasan panjang berikut.
Deposito suku bunganya 4%-an. Obligasi atau sukuk ritel saat ini 5%-an. Dulu pernah 8%. Umumnya perolehan atas modal obligasi lebih tinggi dibanding deposito. ROIC obligasi umumnya lebih baik dibanding deposito.
IHSG selama 20-an tahun bisa memberi investor perolehan di atas 11% per tahun. Ini perolehan majemuk dengan anggapan setiap tahun rata atau sama! Realitanya setahun bisa tinggi, rendah, dan bahkan minus.
IHSG itu singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, yaitu semacam indikator harga dan perolehan investasi dari seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia. IHSG diharapkan mewakili performa bursa.
Dalam rentang 10 tahunan, investor di IHSG bisa memperoleh antara 4,91% hingga 16% tahun demi tahunnya. Katakanlah investor berharap bisa memperoleh 10% terus-terusan selama 10 tahun, dalam 10 tahun ia akan memperoleh 160%1.
Catatan: Gambar diupdate pada awal tahun 2022.
Jika bisa memperoleh 16% setiap tahun terus-menerus, itu artinya perolehan total 341% selama 10 tahun. Perolehan di bursa variatif tergantung musimnya. Bisa bullish (naik) atau bearish (turun).
Ternyata perolehan investasi saham tidak terlalu besar, ya?
Perolehan dari investasi saham bisa kalah oleh usaha, jika usahanya menguntungkan. Katakanlah ada seseorang pinter masak lalu buka usaha makanan dan laris. Dalam seminggu ia bisa balik modal 1 juta secara mudah. Dalam sebulan 4 juta. Ini return 300% sebulan. Saham sudah kalah total.
Tapi tentu saja setiap usaha dan investasi punya risiko. Jualan makanan bisa tidak laku. Punya properti bisa aja lakunya lama, penyewanya sedikit. Emas harganya bisa turun. Saham pun bisa mengalami siklus rendah.
Jadi, bagaimana? Jika ada orang punya bakat usaha, usaha memberikan perolehan lebih baik dibanding saham.
Selanjutnya, ketika tidak ada ROIC atas modal yang lebih baik, saat itulah investasi saham bisa sangat bermanfaat. Sudah terbukti banyak orang bisa makmur dengan berinvestasi saham jika dilakukan secara baik.
Jika tidak paham mengelolanya, banyak juga mereka yang konon menjadi investor saham dananya malah tidak berkembang ke mana-mana bahkan rugi.
Kemarin saya sudah berbagi cerita tentang Ronald Read yang meninggalkan warisan 8 juta dolar berbentuk 92 saham perusahaan-perusahaan Amerika. Apakah itu cara yang baik? Apakah itu cara yang mudah dilakukan? Apakah itu cara yang paling aman? Kapan-kapan kita lanjutkan lagi.
20 November 2021
Belajar menulis dan berbagi. Mohon koreksi dan komentarnya. Jika bermanfaat boleh dibagikan ke teman atau wall FB-nya.