Mata tiap orang sudah jelas berbeda. Ada yang coklat, seperti mata saya. Ada juga yang hitam, mata yang tegas. Ada pula yang biru, mata Barbie yang diimpikan setiap anak muda Jakarta. Untuk hal terakhir ini, mereka rela bermodal beberapa ratus ribu hingga juta rupiah dengan contact lens demi rupa-palsu-bule itu. Jadi, mata memang berbeda.
Riset yang dilaporkan Wired ini mengatakan lain, mata ternyata berbeda dari cara memandang. Lebih jelasnya, mata yang dimiliki orang China, berbeda cara pandangnya dengan mata yang dimiliki bule Amerika. Riset Hannah-Faye Chua dan Richard Nisbett dari University of Michigan ini mengamati pergerakan mata dari siswa -- 25 Amerika/Eropa dan 27 China -- untuk mengukur dimana mereka melihat gambar dan berapa lama fokus mereka pada area tertentu. Penemuan ini dilaporkan di Proceedings of the National Academy of Sciences.Ketika ditunjukkan foto, siswa Amerika dan Eropa lebih menaruh perhatian pada obyek di depan sebuah gambar, sementara murid China menghabiskan waktu lebih banyak memperlajari latar belakang dan melihat seluruh area gambar.
“Mereka melihat dunia secara berbeda,” kata Nisbett, yang mempercayai perbedaan itu berdasarkan pada akar budaya, pada tempat bumi berpijak pemilik mata.
Menurutnya, orang Asia hidup dalam dunia sosial yang rumit dan kompleks daripada Amerika. Orang Asia jauh lebih memperhatikan orang lain daripada Amerika (Barat). Barat lebih individualis. Dia mencontohkan lagi, bila orang China membangun irigasi, mereka berpikir dari hulu sampai hilir harus adil saling berbagi, dan meyakinkan tidak akan ada yang curang. Orang Barat berbeda, mereka berpikir untuk menguasi pertanian secara pribadi, menguasai perairan sendiri, dan seterusnya.
Bila orang Amerika melihat langsung kepada gambar yang paling terang dan paling cepat bergerak, seperti ikan yang bergerak. Orang Jepang melihat lebih banyak lagi, mereka melihat aliran sungainya, airnya kehijauan, ada bebatuan di dalam air baru menyebutkan ikannya.
Dengan publikasi riset ini, saya jadi tergelitik dengan bagaimana mata orang Indonesia memandang karena sebenarnya kita juga hampir mirip dengan orang Asia pada umumnya. Lebih-lebih kultur Jawa yang dituduh terlalu banyak memikirkan orang lain, istilahnya tepa selira-nya lebih tinggi, tapi juga di sisi lain lebih cenderung mudah mengarah ke budaya korup! Saya kemarin mendiskusikan hal ini dengan Farid, saya ingin menghubungkan topik ini dengan riset iseng melalui Diary Seorang Pengendara Motor saya. Saya menduga, selain latar belakang kultur, jender, arsitektur dan tata kota, dan tentunya juga kebijakan ekonomi dan politik, semua mempengaruhi bagaimana kita mengendarai motor. Nantikan ya…
Referensi:
- In Asia, the Eyes Have It, Wired News
- Gambar mata yang cantik, diambil tanpa ijin