Judul: Sweet November; Bintang: Keanu Reeves, Charlize Theron, Greg Germann (Ally McBeal); Sutradara: Pat O’Connor; Distributor: Warner Bros. Picture (2001)
Weker tanda jam 7 berbunyi. Dia bangun, mandi, lalu melihat berita pagi dan menghangatkan kopinya. Vince, rekan kerjanya, lewat telpon mengingatkan persiapan presentasi untuk sebuah klien istimewa. Mereka berjanji bertemu 15 menit lagi di kantornya.
Demikian, Nelson Moss sangat hapal akan hidupnya. Diperankan oleh Keanu Reeves, kelahiran Lebanon yang pernah memerankan Johny Mnemonic dan The Matrix itu. Rutinitas itulah takdirnya. Pekerjaan itulah sungainya. Tak peduli janji perbincangan serius dengan orang tua sang pacar, Angelica, pun harus diingkari. Ya, bertemu klien itu penting, itu pekerjaannya, itu membuat dirinya hidup, itu pula yang membuat ia menikmati kehidupan ini. Apartemen, mobil Mercedesnya, juga pelayanan, kehormatan dan berbagai penghargaan agen iklan terbaik saat itu. Seorang gila kerja yang tidak mempunyai hubungan kemanusiaan, kecuali hubungan bawah perut saja.
Tetapi, di tiap sungai ada bebatuan, ada perdu liar, ada kelokan, pun ada pula lobang pusaran tempat aliran air itu menari, berputar, dan bernyanyi. Di tempat-tempat seperti itulah, air itu kadang keruh, sering beriak, acap malah tersaring makin jernih. Begitu pula Nelson, Surat Ijin Mengemudi (SIM) yang telah kadaluwarsa memaksa ia ’lari’ dari kesibukan sesaat. Ia harus ke kantor polisi. Antri mengambil formulir, dan duduk manis menjawab puluhan pertanyaan ujian.
Gadis itu bernama Sara Deever (Charlize Theron, Cider House Rules). Tampak sibuk, repot dengan tas belanjaannya. Ketika tersandung dan membikin heboh ruang ujian itu, tanpa berhenti mengunyah coklatnya ia memunguti barang-barangnya, buncis, kol, sayur-mayur lainnya, juga kelihatan bungkusan daging dan minuman. Sara duduk dekat Nelson. Dan entah kebetulan apa tidak, penjaga ujian menegur Sara ketika Nelson ingin bertanya. Sara diusir keluar, tetapi Nelson yang pas kejadian sudah mengamankan diri dengan santai melanjutkan ujian dan mendapatkan perpanjangan SIM-nya. Kehidupan telah dimulai.
Itulah kelokan pusaran itu. Mula-mula Sara nodong Nelson, wajar memang karena Nelson kurang ajar dan tidak bertanggung jawab di ruang tes tadi. Tampak urakan dan kumuh, Nelson menolak ketika Sara ingin bonceng mobil mewahnya. Sambil memberikan kartu nama karena diburu waktu, ia mengundang Sara ke rumahnya bila ingin meminta ganti rugi. Benar Sara datang, tetapi dengan menyebarkan sumpah serapah dan cerita tak senonoh yang membuat Nelson terpaksa menuruti keinginnanya agar ia bungkam. Merasa bersalah karena kepengecutannya, Nelson menuruti datang ke rumahnya. Bila tidak, tentu Sara akan terus menerornya.
Sungguh kehidupan yang sangat berbeda dengan Nelson. Urakan, tanpa rencana, hingar-bingar musik yang gembira, dua ekor anjing yang manja, dan barang-barang kuno termasuk sebuah televisi yang rusak. Kehidupan Sara sungguh santai, pekerjaan sebagai perawat anjing, cukup di rumah dan kadang jalan-jalan dengan peliharaannya, berbeda 180 derajat sama Nelson. Setelah berbincang beberapa menit, dan mengetahui tipikal orang macam Nelson, sara menantang akan memperbaiki hidup Nelson. Hidup macam apa? Urakan, amburadul, barang-barang kuno, bergulumul dijilati binatang-binatang itu? Nelson menolak, tetapi Sara berkeras mengundang. November nanti silakan hidup di rumahnya, cukup satu bulan saja. Setelah itu, terserah.
+++
Sungguh berbeda film ini dengan berbagai film romantis lainnya. Memang pertemuan dua tipikal manusia itu seperti yang diimpikan pasangan sejati, karena tentu mereka akan saling melengkapi. Dan memang demikian, pada akhirnya mereka memang jatuh cinta. Tetapi berbeda dengan berbagai film Hollywood lainnya, cinta yang diangkat film “Sweet November” bukan laiknya cinta yang berakhir hidup bahagia selamanya, meski memang demikian, tetapi lebih menyangkut hakikat cinta itu sendiri, tetapi bukan sekedar hubungan fisik saja, menikah, bersama, atau menyatu. Tetapi penyatuan cinta yang abadi.
Dapat dilihat, dari rating di Internet Movie Database (www.imdb.com) hasil film ini tidak terlalu menggembirakan dengan poin 5.6 dari 10 poin. Seperti itulah, Crouching Tiger Hidden Dragon gagal meraih dengan menyajikan cinta abadi Li Mu Bai yang tak pernah disampaikan itu.
Film ini patut pula disandingkan bersama karya apik sastrawan Mesir kelahiran Surabaya, Ali Ahmad Baktsir lewat novelnya berjudul Salamah. Dalam novel itu, Salamah, seorang budak wanita yang dicintai dan mencintai ulama muda Islam Mekkah bernama Al-Qos yang sangat dihormati. Al Qos yang miskin itu dicerca karena mencintai seorang penyair. Dia kemudian mengumpulnya rejekinya berniat menebus Salamah agar dapat dijadikan istrinya. Namun, Salamah sudah dibeli oleh seorang majikan kaya sebagai penyanyi, sehingga Al Qos makin tidak mampu membelinya. Hingga kemudian dibeli lagi oleh raja dari negeri seberang. Allah telah menentukan lain, cinta Al Qos dan Salamah memang ditakdirkan abadi untuk di Surga.
Sara yang ternyata menderita penyakit parah dengan penderitaanya, menikmati hidup ini dengan membagikan kegembiraanya dengan bulan-bulan yang terjadwal. Pergantian bulan serasa berharga, karena ia selalu dikelilingi lelaki baru yang diajaknya ‘memperbaiki’ hidupnya. Di bulan Oktober, seorang lelaki pemalu telah berhasil disembuhkan dengan meningkatkan rasa percaya dirinya. Demikian pula bulan-bulan sebelumnya, dengan lelaki lain, kegembiraan lain. Namun bukan cinta. Sebatas kebahagiaan dan penghargaan hidup.
Agaknya nasib berkata lain, dengan Nelson, Sara tak bisa menolak cinta itu. Seperti saling melengkapi. Namun, Nelson akhirnya tahu sakit itu, dan di situlah pilihan cinta November harus diputuskan. Tetapi, tanggal telah berawal dengan tiga. Sara harus memutuskan, karena aturan yang dibuatnya mengatakan hubungan itu harus berakhir, tanpa paksaan, tanpa ada apa-apa, tanpa rasa sakit. Yang berbeda, November ini sungguh menyakitkan.
+++
Nelson dan Sarah yang tidak mempunyai hubungan apa-apa, sebelum November itu, kecuali kecelakaan di kantor polisi. Satunya gadis yang mempunyai semangat dan karisma untuk hidup, sebab itu kebahagiaannnya. Satunya, seorang gila-kerja dengan rutinitasnya yang tidak mempunyai hubungan intim dengan kehidupan…. sampai dia bertemu Sara.
Lebih dari sekedar keinginan tersembunyi orang yang menunggu nasibnya, seperti gonta-ganti pacar tiap bulannya. Namun Sara sungguh sangat kelihatan bijaksana dengan kehidupan dan hidupnya. Tetangganya yang ramah dan suka tolong menolong, sungguh jauh dibayangkan ada di Amerika. Pergaulan yang akrab dengan bocah dan menyemangatinya ketika dia berlompa kapal-kapalan. Perbincangan yang hangat dengan tetangga bancinya. Dan mesranya hubungannya dengan anjing-anjing yang menjadi rawatannya. Ya, bila suka, sebulan bersamanya, tanpa ada hubungan, tanpa ikatan, tanpa rasa sakit di hati. Waktunya selesai, ya berpisah. Namun bila jatuh cinta?
Setelah saling bertengkar dan saling mempengaruhi, akhirnya tersibaklah awan hitam itu, hingga hidup dapat dilihat lebih cerah. Juga saling mencinta. Benar, cinta Sara pada Nelson adalah cinta yang sempurna. Dan untuk kesempurnaan cinta itulah, mereka harus meneruskan hidupnya, agar mereka dapat menikmati cinta, mengenangnya dan merindukannya. Cinta tak dapat dikuasai. Cinta harus dihembuskan sepanjang masa, agar bertiup angin keabadian. Agar sungai-sungai mengalir mesra menyapa perdu dan batu-batuan. Demikian pula, cinta Sara dan Nelson hidup sepanjang masa. ***
Ditulis di Kedoya Selatan, 20 Mei 2001 - 12:55 WIB (Catatan: tulisan ini merupakan reposting)