Saya
kagum kepada Amerika Serikat karena mereka mempunyai
amandemen
pertama. Beginilah bunyi konstitusi itu:
Congress shall make no law respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof; or abridging the freedom of speech, or of the press; or the right of the people peaceably to assemble, and to petition the Government for a redress of grievances.
Ya, meski kenyataan dan praktek negeri Paman Sam itu tidak selalu demikian, bahkan merekalah pelanggar utamanya, tapi saya tetap bahagia ada sebuah konstitusi seperti itu. Konstitusi tidak akan pernah mati, selalu ada setiap orang yang akan membelanya.
Biarpun jauh dari Amerika, apalagi ke sana, tapi saya ingin memanfaatkan konsep kebebasan berekspresi itu untuk diri saya. Sekarang saya mengumumkan tempat siaran amatiran bin tidak terlalu canggih dari studio pribadi saya. Inilah Podcasting Arif Widianto.
Podcasting adalah metode publikasi suara (audio) melalui internet. Sebenarnya sih hampir sama dengan publikasi materi lain, juga seperti blog, namun podcasting lebih merujuk kepada kemampuan setiap orang untuk berlangganan pengumpan (feed) siaran yang biasanya adalah file MP3. Istilah ini populer di akhir 2004, terutama untuk otomatisasi pengambilan file MP3 ke beberapa pemutar digital atau ke komputer pribadi. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat membaca majalah Wired edisi Maret 2005 dengan tajuk utama, Matinya Radio. Tapi radio tidak akan mati, seperti juga radio tidak musnah saat televisi menyerbu dunia beberapa dekade lalu. Podcasting adalah sarana baru, seperti juga perkembangan pemutar digital yang fenomenal, juga radio satelit seperti Sirius. Inilah media baru.
Proses membuat podcasting pribadi sebenarnya cukup mudah. Sejak proses perekaman suara Anda hingga publikasi siaran Anda (yang filenya gede-gede, maklum MP3), semuanya bisa dilaksanakan dengan mudah, bahkan bisa disambi untuk membuat secangkir kopi.
Langkah
pertama adalah merekam suara. Untuk merekam suara melalui
komputer pribadi, Anda tentu harus mempunyai microphone dan
sebuah pengeras suara untuk mengetahui apakah suara Anda cukup layak.
Setelah mike siap, kita harus memikirkan alat (program)
perekamnya. Program semacam ini ada banyak, bapak-bapak di studio pasti
tahu, namun untuk penyiar amatir seperti saya ini, saya sangat berterima
kasih kepada
Audacity,
program perekam dan pengolah suara yang berlisensi open-source, alias
gratis. Dengan program ini, kita sudah mempunyai studio rekaman pribadi
yang cukup hebat. Selain merekam, saya juga bisa mencampur suara dengan
musik, menggabung dua rekaman, dan kemudian menyimpan hasil akhirnya ke
file audio berformat MP3.
Proses
setelah itu tentu saja untuk menyiarkan rekaman Anda. Dalam
proses ini saya sangat berterima kasih kepada
Garage Band, sebuah layanan
publikasi suara digital yang sebenarnya untuk musisi independen, namun
mereka membuka juga layanan untuk podcaster. Prosesnya agak rumit
memang, jadi saya harap Anda sabar. Setelah mendaftar, Anda diminta
untuk membikin album, mengisi daftar track laiknya sebuah kaset (karena
jasa mereka sebenarnya ditujukan kepada musisi independe!). Kalau semua
sudah dilakukan, Anda kemudian bisa siap-siap mencoba siaran Anda.
Garage Band biasanya menyediakan RSS feed yang bisa anda taruh di situs
Anda, atau seperti yang saya lakukan, mempublikasikan kembali feed itu
via Feedburner. Saya memakai
Feedburner karena mereka mempunyai format feed yang bagus dan memudahkan
pengguna yang belum mengenal podcasting. Kalau Anda sudah
mencoba
siaran saya ini, Anda dapat segera mencoba tombol PLAY untuk mencoba
mendengarkan.
Untuk
menikmati siaran podcast, anda perlu juga alat seperti kita
memerlukan radio untuk mendengar siaran. Anda harus mempunyai sebuah
program pembaca podcast. Ada banyak program ini, kalau Anda pengguna
iPod, Anda bisa menggunakan
iTunes. Bagi pengguna
komputer pribadi pun tidak masalah, justru lebih banyak. Namun, paling
bagus menurut saya adalah
ipodder. Dengan mempunyai
radio digital di komputer ini, kita bisa berlanganan (katakanlah radio
berlangganan), kita bisa mendaftar ke banyak stasiun patikelir seperti
milik saya ini. Tapi jangan bayangkan yang patikelir tidak bermutu,
Adam Curry, mantan VJ MTV ini
adalah podcaster patikelir generasi awal yang cukup banyak penggemar
podcastnya. Democracy Now!
adalah salah satu media serius yang memanfaatkan podcasting sebagai
distribusi publikasinya. Untuk podcaster di Indonesia, saya tidak tahu
apakah sudah banyak, tapi saya cukup senang untuk memulainya.
Itu saja langkah-langkahnya. Cukup mudah dan menyenangkan. Sekarang tinggal berpikir, apa yang akan saya omongkan di siaran iseng ini? Kebebasan berekspresi, bebas meneriakkan suara kita!! Nantikan siaran saya selanjutnya…