Makanan Anak Sulung

Kalau ditanya apakah belajar NFT bermanfaat bagi umat sekalian warga negara kita?

Saya akan jawab, pelajari aja konsepnya. Ini produk turunan aset aset kriptografi.

Apa ini konsep hak cipta era modern? Nanti dulu. Hak cipta hubungannya sama regulasi soal pencatatan, kontrak, dan pembayaran. Bisa aja NFT mendisrupsi sistem itu. Bisa juga hal lain di masa depan.

Non Fungible Token (NFT) adalah turunan sistem kripto. Perdagangan asetnya ala lelang di pasar modal. Harga NFT yang heboh mahal sejatinya bukan fokus utama. Harga bisa digoreng, sampai gosong. Belum tentu aset NFT berikutnya semahal itu.

Prinsip dasar ekonomi adalah supply dan demand. Ingat itu.

Lalu, kalau ditanya lagi, fenomena ini apa?

Anggaplah mata uang kripto itu koin bermain di Taman Hiburan Rakyat, ada gambarnya THR. Ada ortu ajak anaknya bermain di sana, tukar uang beli koin. Selama ortunya masih ada duit, selama anaknya kuat bermain, ya duit itu akan ditukar jadi koin bergambar THR. Terus menerus selama THR buka.

Biar THR rame, koin itu sekarang bisa dipakai transaksi jualan foto anak-anak yang lagi main odong-odong. Rame lagi tuh yang pingin tukar koin. Apalagi ada tukang parkir yang kongsian sama kasir agar lebih banyak koin laku. Klop.

NFT, kripto, dan segala macam ini hanya lanjutan dari cerita keserakahan, ambisi berkuasa, dan upaya mengubah dunia dari entah segelintir pemain. Yang cerita dan ambisinya dianggap serius oleh banyak pihak.

Kalau ditanya, ini seandainya ditanya, apakah bermanfaat belajar NFT atau kriptografi?

Belum tentu bermanfaat. Lebih bermanfaat menguasai coding, berkontribusi atau aktif di proyek infrastruktur digital di komunitas open-source sehingga hak cipta kita bertambah.

Lebih bermanfaat belajar bisnis, bagaimana menciptakan nilai tambah dari produk atau jasa kita sehingga bersaing.

Atau, lebih baik kembali berkarya dan menghasilkan makanan enak seperti masakan anak sulungku. Dimasak dari niat, usaha, dan tangannya sendiri.

NFT, defi, mata uang kriptografi, dan semua hal itu bisa berubah. Bisa diganggu. Mungkin juga bisa menguasai asal ada “pemain” yang berkuasa atas banyak aset kripto yang memanfaatkannnya. Semoga bisa menuliskannya di lain waktu. Tapi juga bisa tidak bermanfaat sama sekali dan diganti oleh sesuatu yang baru, sederhana, dan lebih efisien atas kesepakatan banyak pihak.

Sayangnya, banyak orang hanya tergiur soal harga naik, naik, naik mulu. Ketakutan Akan Tertinggal (Fear of Missing Out, FOMO).

Awas terlalu banyak ngumpulin koin di dompet. Tiba-tiba anak capek mengajak pulang. Eh, besoknya tempat bermain odong-odong bergambar THR sudah tutup.

Itu kalau saya ditanya, saya akan jawab gitu. Sayang tidak ada yang tanya.

Jangan terlalu serius, siapa tahu salah.

Makan aja, yuk!

20-1-2022