Kenji (1 - 21)
Pengarang: Ryuchi Matsuda, Yoshihide Fujiwara
Tak hanya komik. Kenji adalah sebuah biografi ilmu bela diri. Khususnya beladiri Cina. Penjelasannya semi dokumentar, dengan pendekar yang bisa ditemukan sejarahnya. Mengisahkan beragam sejarah ilmu beladiri, dari Jepang, Cina, Amerika. Ragam jenisnya juga diungkap, dari: kungfu, karate, tinju, hingga Kapoeira. Penulisnya juga mengapresiasi secara menarik beladiri yang disebarkan tertutup di suku beragama Islam di Cina.
Kisah Kenji dilihat dari seseorang yang meneliti beladiri. Meskipun, ya sebagai kritik, kisahnya terlalu “too good to be true.” Tapi, ya itulah cara pengarang mengaitkan beragam hal hingga jadi kisah menarik. Jagoannya menang, setelah tarung berdarah-darah.
Saya kira Kenji adalah versi komik dari sejarah bela diri dengan judul “A Historical Outline of Chinese Martial Arts” karya Ryuchi Matsuda. Atau mungkin narasi kisah hidupnya ketika ia meneliti beladiri dan pernah menjadi biksu, sangat mirip kisah Kenji.
Jadi ketawa kalau ingat dulu pas SMP coba praktek gerakan di komik. Atau hingga tua ini mencoba gerak Tai Chi, tapi tetap gak bisa-bisa.
Oh ya, bumbu kisahnya itu, aduh suka. Ada Akira yang selalu menengok hidup Kenji sehingga gemerlapan rasanya. Ada Yumi dari trah penguasa Hongkong. Pei Pei anak penjual teh di Soshu. Kenji juga mendapat kawan dan lawan yang rasanya pas. Kawannya seperti profil orang pada umumnya, ada yang lemah, ada gemuk, yang selalu dekat dengan Kenji. Ia bertemu dan berteman dan ditolong orang-orang baik seperti itu saat di Jepang, Hongkong, Taiwan, atau ketika mengembara ke Cina.
Ibarat masakan, bumbu kisah Kenji ini, pas. Gurih dan lezat. Racikan ini membuatnya pas jadi teman untuk menceritakan berbagai ilmu beladiri yang dipelajari Kenji. Jadinya mempelajari filsafat beladiri pun tak jadi bosan dan tetap menyenangkan.
Di sisi lain teknik visualisasi komik ini tidak terlalu manga (atau mungkin ahli per-manga-an bisa menambahkan?). Anda pasti tahu gaya manga: mulut lebar, mata seperti kelereng bercahaya indah. Seperti di sampul, penggambaran sosok Kenji seperti itu, tapi komikusnya memakai gaya realis ketika menggambarkan sosok orang lainnya atau ketika saat bercerita sejarah beladiri, hingga saat menceritakan orang-orangnya dari Amerika, Afro-Amerika, Amerika Latin, Hongkong, dan Jepang pun seperti nyata.
Saya akui ini buku komik favorit. Kubaca sejak SMP sampai selesai tuntas seri komiknya awal SMK. Pas sudah kerja masih sempat beli ulang seluruh seri, lalu baca lagi. Barusan anakku cewek yang gede baca ulang komik ini tapi ketinggalan seri ke-20 karena hilang. Untung bisa dapat di tokopedia. Lalu bergembira kami baca ulang dari awal sampai akhir lagi.
Ah, saya kira Kenji adalah satu-satunya komik yang patut dapat bintang lima. Komik literatur yang sangat keren!