Sebuah jurnal web tentu tidak melulu berkisah topik renyah bak krupuk gurih, meski kenyataannya banyak yang berasa manis permen dan warni-warni lolipop. Blog In The Red Zone, adalah sebuah jenis lain yang rasanya pahit menggambarkan keseriusannya. Betapa pahitnya, penulisnya baru-baru ini tewas setelah ditembak kepalanya berkali-kali.
Stephen Vincent adalah orang naas itu. Mengutip dari deskripsi di situsnya, penulis blog ini adalah wartawan investigasi paruh waktu (freelance), juga seorang kritikus seni. Karyanya pernah ditampilkan di Wall Street Journal, Harper’s, Christian Science Monitor, National Review Online, dan terbitan lainnya. Untuk melengkapi laporannya, ia juga menulis buku In The Red Zone: A Journey Into The Soul Of Iraq. Blog In The Red Zone ditulis setelah penerbitan bukunya itu.
Seorang letnan polisi Irak yang tak ingin disebut namanya, mengkonfirmasi saya rumor tentang beberapa petugas polisi yang terlibat dalam berbagai pembunuhan — kebanyakan adalah anggota partai Baath — di Basra setiap bulan. Dia berkata, bahkan ada istilah "mobil kematian": sebuah Toyota Mark II yang berkeliling jalanan kota, membawa petugas purna tugas yang dibayar oleh kelompok ekstrimis untuk tugas mereka berikutnya.
Demikian kutipan tulisan Steven Vincent di New York Times akhir pekan ini.
Mobil kematian itu menjemput Vincent pula. Saya mengutip laporan Kathryn Jean Lopez di National Review Online. Ketika sedang bertugas di dekat kota Basra, dua orang mendatangi mereka dan menangkap Vincent dan Nour Weidi, seorang Irak yang membantu menjadi penerjemah, kemudian mereka dimasukkan ke mobil dan dibawa pergi. Beberapa jam kemudian, Kedutaan Amerika di Baghdad mengkonfirmasikan kematian Vincent, penerjemahnya luka berat.
Guardian menambahkan, Vincent sering mengkritik militer Inggris, sebagai penanggungjawab keamanan di Basra yang sering buta mata terhadap penyalahgunaan kekuasaan ekstrimis Syiah di kota itu.
Blog sudah menjadi sebuah media serius. Maka saya pernah mengkritik Roy Suryo ketika ia menulis surat pembaca di Majalah Tempo, 6 Februari 2005, bahwa blog adalah fenomena sesaat. Padahal, menurut laporan Pew Research, Februari 2005, 8 juta penduduk Amerika membuat blog, kadar baca blog yang meningkat 58% pada 2004 atau 27% pengguna internet. Blog juga bukan media main-main, untuk pertama kalinya pada tahun ini, blogger (sebutan bagi para penulis blog) diijinkan meliput konvensi partai politik secara langsung. Bahkan seorang pemimpin senat mengundurkan diri akibat laporan dari sebuah blog.
Seorang blogger penulis weblog merah di daerah merah sudah menjadi korbannya. Mudah-mudahan ini tidak menjadi lampu merah bagi blogger lainnya.