Teman saya Anick bertanya, kenapa nama anak kami berawalan Siti? Bukankah nama tersebut terkesan dengan kesannya yang (istilah Jawa-nya) ndesani? Seorang teman malu bernama Siti, dan nama itu tidak pernah ditunjukkannya. Baru ketika nengok Sofia kecil, dia mengaku. Ya, setelah Siti Nurhaliza populer, nama ini agak sedikit terangkat status sosialnya. Kenapa Siti?
Inilah secuil kisah dibalik nama putri pertama kami.
Memberi nama bukan pekerjaan mudah. Nama juga doa. Jadi, nama harus bagus karena hal itu melekat erat menyertai jiwa dan ruh manusia baru itu selama hidupnya.
Dari pemeriksaan USG, dokter mengatakan anak kami insya Allah putri. Dari situlah, kami mulai sibuk mencari kombinasi kata apa yang tepat untuk nama putri kami.
Saya tidak ahli memberi nama. Tapi saya tahu, nama anak kami harus pendek. Dua suku kata cukup. Bisa istilah dari bahasa apa pun. Plus sebuah unsur bahasa Jawa, kami ingin anak kami tahu dia adalah anaknya orang Jawa.
Singkat cerita, telah lama saya punya nama favorit yang akan kami berikan pada anak kami, kata itu adalah Sofia, atau bisa juga ditulis Sophie, Sofi, Sofia, atau pun Sophia. Nama ini tidak terinspirasi oleh artis cantik Sophia Latjuba. Nama ini terinspirasi oleh nama tokoh utama novel filsafat Dunia Sophie (Sophie’s World) karya Jostein Gaarder. Arti kata ini dalam bahasa Yunani berarti kebijaksanaan.
Kemudian, dalam kesempatan ngobrol dengan adik yang kebetulan faham bahasa Arab, ternyata saya baru tahu, nama Sofia dalam bahasa Arab mempunyai padanan kata Sofya dan artinya bagus pula, kejernihan.
Ada usulan, lagi-lagi dari adik-adik saya yang pintar itu. Mereka mempunyai padanan kata Alifa …….. Kamilah. Mereka tidak menemukan kata tengahnya. Dan, kok kebetulan, ketika pilihan nama itu digabungkan dengan Sofia, artinya bagus dan sangat cantik. Alifa Sofia Kamila, itulah pilihan pertama kami.
Sofia Kamila sebenarnya cukup buat saya. Sederhana, pendek dan bagus artinya. Jadi saya pikir, tambahan kata depan adalah bonus biar makin cantik. Tapi bukan keharusan menurut saya. Saya tidak suka nama dengan empat suku kata atau lebih.
Hingga kemudian Sofia lahir di bumi menengok dunia barunya, dan seminggu kemudian deadline itu datang. Seperti kebiasaan orang Jawa, setelah 7 hari lahirnya, anak tersebut dibancaki, selametan istilahnya. Biar anak selamat. Selametan ini juga dalam rangka upacara pengesahan nama sang bayi.
Di saat terakhir sebelum acara, seorang sobat, ia mengungkapkan usulan istrinya kalau Sofia Kamila digandengkan dengan Siti itu adalah nama yang bagus. Kenapa tidak Siti? Anda semua arti kata ini cukup bagus, kenapa tidak? Begitu pikir saya. Singkat kata, jadilah anak tersebut kami beri nama Siti Sofia Kamila. Rencana nama Alifa diabaikan karena artinya yang merupakan Alif atau pertama atau satu hanyalah simbol nama anak pertama kami. Jadi, Siti merupakan pilihan terbaik dan mulia.
Itulah cerita nama anak kami. Nama yang berasal dari berbagai campuran bahasa, campuran ide dan makna, usulan dan sumbangan dari banyak orang. Selain artinya yang bagus, kami berdoa semoga semangat menyatunya nama anak tersebut menjiwai jiwa dan raganya sehingga ia dapat menerima berbagai macam perbedaan dan keragaman.
Mengapa memilih kata kuno ini? Sejujurnya, tidak ada pilihan mengapa.
Mungkin karena ketidakluasan ilmu kami dalam memahami bahasa Jawa, kami belum menemukan berbagai kata yang bagus lainnya. Ada sih beberapa nama yang terus terang menjadi pilihan, ini pun dari usulan berbagai sahabat: Sekar, Ayu, Dewi, Melati, Mawar, Putri, dst. Tapi pilihan kembali ke Siti.
Siti dan Sofia, kalau dianggap bisa berarti nama kuno dan modern. Gabungan Jawa, Yunani, dan Arab. Kombinasi doa yang sangat mulia dengan jiwa yang warna-warni, multi kultur, dan unik tentunya, demikian harapan kami. Harapan lain, semoga anak tersebut dapat memahami latar belakang sejarah pembentukan namanya yang penuh persahabatan, sumbangan dari banyak orang, dan menjiwai beragam budaya dan bangsa.
Terakhir, siapa bilang Siti nama kuno? Siapa tahu 20 tahun ke depan, ketika anak tersebut besar, nama Siti mendapat status sosial seperti nama-nama beken saat ini. Nama bukan dibuat hanya untuk saat ini, bukan?
Tepat hari ini, sudah satu bulan hitungan Jawa usia Siti Sofia Kamila. Semoga engkau menjadi dirimu yang sejati nak. Diri yang didoakan dengan doa yang baik oleh kedua orangtuamu dengan tulus, ikhlas, dan perjuangan.
Terima kasih telah membaca cerita ini. Ini bukan pembelaan. Ini hanya rekaman. Sepuluh atau dua puluh tahun mendatang, anak tersebut mungkin bisa dapat membacanya.