Nyonya Belajar Permakultur
Saya tertarik belajar soal ini. Tapi nyonya saya yang tangannya dingin. Maka biar dia aja yang serius belajar dan melakukannya. Si Darling sharing hasil belajarnya selama sebulan terakhir.
Saya tertarik belajar soal ini. Tapi nyonya saya yang tangannya dingin. Maka biar dia aja yang serius belajar dan melakukannya. Si Darling sharing hasil belajarnya selama sebulan terakhir.
Hari ini tak sengaja masih ada akun telegram saya yg belum aman, settingannya mengizinkan orang lain menambahkan ke grup. Ealah saya di add ke grup “Investasi Dana Cepat”. Polanya, memutar duit, lalu dapat winning chance. Harapan menang sekian persen. Gak menang duit kembali. Enak men! Tawaran Money GameTawaran Money Game Lalu muncul pertanyaan, testimoni sambil upload foto ikut 30-20 juta, juga pengakuan sudah transferan Rp2 juta dengan gambar slip transferan....
Kelaziman datang silih berganti. Yang dulu tidak normal jadi normal. Yang dulu normal, bisa tidak normal lagi. Tak perlu risau masa depan. Mau dikalkulasi serumit apa pun, tak akan terkejar. Prediksi canggih pun bisa salah. Satu hal yang harus tetap kita pelihara adalah tidak takut untuk belajar. Terus belajar. Semoga dimudahkan ihtiar mulai belajar kebun fisik dan kebun digital ini. Belajar akan berakhir pada dua hal. Jika berhasil, kita dapat ilmu dan hasilnya....
Manusia itu unik. Melihat sebuah hal yang sama, cara mereka berpikir bisa berbeda. Anggaplah melihat gambar jalan ini. Ada yang berpikir orang ini mau ke depan. Ada yang berpikir orang ini sebenarnya mau ke belakang, mundur 😀 Taruhlah kita bicara wabah. Ada yang membicarakan wabah jadi berpikir negatif, ketakutan, malah tidak tenang. Ada yang membicarakan wabah jadi hal biasa, waspada, tetap tenang. Itu satu hal, soal sikap pikir. Di sisi lain, bagaimana bersikap terhadap wabah, itu hal lain....
Saya selalu eneg kalo ada yang mimpi muter duit di sektor pertanian. Bukannya tidak mungkin bikin startup. Tapi jangan berpikir di sisi funding deh. Pikirkan soal eksekusi, teknik olahan, bibit, dan produksi. Boleh aja mentok2 jadi makelar jenis lain, tapi soal duit pasti kita tahu semua akhirnya. Eh, muncullah berita ini: TEMPO.CO, Jakarta – Dana milik sejumlah investor perusahaan rintisan Tanijoy senilai lebih-kurang Rp 4,5 miliar diduga raib. Para investor dalam beberapa hari terakhir membanjiri media sosial Tanijoy untuk mempertanyakan kelanjutan proyek di perusahaan yang menghubungkan petani dan pemodal tersebut....
Algoritma adalah rangkaian kondisi dan arah yang dibuat untuk menjawab pertanyaan tertentu. Misalnya: jika belok kiri ketemu warung padang dan ke kanan ketemu warteg; maka saat kamu belok kiri, algo akan menyarankan kamu beli rendang di warung padang. Di dunia permedsos-an sekarang, algoritma mengendalikan isi yang ada di sana. Ini ada istilahnya “echo chamber”, bahwa kita hanya mengetahui apa yang direkomendasikan berdasarkan apa yang kita suka. Terus berulang-ulang kayak gema....
“Aku belajar teori pasar efisien dan analisa sekuritas (saham/obligasi), yang ternyata hanya menambah sedikit atau tidak ada nilai tambahnya. Hal itu membuatku tidak tertarik. — Joe Mansueto1 Kemudian aku pelajari Warren Buffett dari John Train. Nah, ini membuatku sukacita. Buffett menggunakan upaya yang bisa aku pahami dan menginspirasiku, dan bahkan menunjukkan investasi bisa menggembirakan dan menantang secara intelektual. Lebih jauh lagi, rekam jejak Buffett—dan rekam jejak lainnya yang mengaplikasi filosofi ini termasyhur....
Buku pernah dan selalu menyelamatkan saya. Dalam suatu periode “dark” dalam hidup saya. Hanya satu kegiatan yang terus saya lakukan tanpa lelah. Yaitu baca, baca, dan terus baca. Tapi itu semua perlu proses panjang. Begini ceritanya. Meski dari dulu suka baca, tapi saya akui jumlah bacaan saya masih relatif dikit. Baca juga saya anggap sebagai hiburan. Lha bacaane novel 😀 Setahun hanya 10-20 buku. Hingga kemudian saya mulai serius belajar membaca cepat setelah membaca tulisan Mas Nadirsyah Hosen di Facebook (saat itu), ini kutipannya:...
Banyak anggapan di masyarakat ilmu “perduitan” ini dianggap levelnya rendah. Ada anggapan tidak elok, semua hal diitung-itung. Ada anggapan rezeki sudah ada yang “mengatur”. Dsb, dsb. Memang benar ilmu “ikhlas” dan “nrimo ing pandum” itu penting banget, tapi langkah sebelum itu seharusnya diusahakan. Awalnya anak saya cerita soal media edukasi non-profit yang didirikan oleh Sal Khan ini. Dia lagi belajar berbagai materi sekolah di situs. Mohon doanya semoga semoga belajarnya lancar....
Sudah setahun lebih dunia dipaksa bekerja di rumah. Ada yang memandang fenomena ini positif, dan tentu saja ada yang negatif. Pandangan positifnya, misalnya: produktivitas meningkat, efisiensi biaya kantor, waktu bertambah untuk keluarga, atau pekerjaan bisa diselesaikan lebih efisien. Pandangan negatif tak kalah banyak, mengutip Wall Street Journal edisi Maret 2021 (lihat gambar ke-2), misalnya: kebosanan tingkat tinggi, disorientasi, produktivitas menurun, tidak adanya pemisahan kantor vs rumah, yang muaranya berakhir menjadi burnout dan stres....