Tulisan ini saya terjemahkan tanpa ijin dari publikasi Reuters yang ditulis oleh Laith Abou-Ragheb:

Sebuah konstruksi pembangunan tampak diantara menara Masjid Al HaramMEKKAH Saudi Arabia (Reuters) - Beberapa situs sejarah di Mekkah, kemungkinan juga termasuk rumah Nabi Muhammad Saw di dekat Masjidil Haram. dalam ancaman kehancuran setelah sebuah pengembang dan muslim Wahabi yang mendasari pemerintahan Arab Saudi yang melihat hal itu tersebut sebagai pemujaan kepada nabi.

Sami Angawi, ahli arsitektur di Saudi, melaporkan bangunan berusia 1400-an tahun dari periode Islam awal dalam resiko dihancurkan untuk pelebaran masjid dan sarana ibadah haji di kota suci umat Islam tersebut.

“Kami sedang menyaksikan momen akhir sejarah Mekkah dan Islam,” kata Angawi kepada Reuters. “Babak sejarah Mekkah akan dibuldoser untuk sebuah lahan parkir,” dia menambahkan.

Angawi memperkirakan, lebih dari 300 bangunan bersejarah di Mekkah dan Madinah sejak 50 tahun terakhir telah diratakan. Madinah adalah kota suci umat Islam lainnya yang juga terdapat makam Nabi Saw.

Wahabisme, doktrin yang dianut umat islam Saudi Arabia dikenal menentang keras interpretasi Islam, dan cenderung menghancurkan, dia menambahkan.

“Mereka (penganut Wahabi) tidak membolehkan perawatan bangunan lama, terutama yang menyinggung Nabi Saw. Mereka takut umat Islam lainnya akan datang dan melihat bangunan tersebut dan menyembahnya, sementara hal ini mengarah ke politeisme dan pemujaan.”

Saudi Institute, sebuah lembaga di Washington, Amerika Serikat, mengatakan banyak bangunan Islam telah dimusnahkan sejak kerajaan Saudi Arabi didirikan sejak 1932.

Angawi, yang juga pendiri Haj Research Center pada 1975 untuk meneliti dan melindungi sejarah Mekkah dan Madinah yang kaya sejarah, mengklaim telah mengetahui sebuah rumah Nabi Saw. Tapi dia menolak untuk mengumumkannya lokasi tersebut karena takut akan dihancurkan seperti juga DAR al Arqam – sekolah pertama dalam Islam dimana Nabi mengajar.

Pandangan Angawi juga didukung di tempat lain.

Di London, Geoffrey King, arkeolog dan ahli seni di School of Oriental and African and Studies, mengatakan situs sejarah Islam di Saudi Arabia hampir hilang. “Otoritas agama di sana telah gagal menghargai pentingnya bangunan-bangunan ini untuk umat Islam dan peneliti di seluruh dunia,” kata King, dimana ia juga mengajar di Saudi dan mengatakan banyak pemuda Saudi setuju dengannya. [REUTERS]