Dalam bahasa Inggris, rencana perjalanan itu adalah itinerary (itineraries dalam bentuk pluralnya). Kalau kita baca buku panduan perjalanan terbitan Lonely Planet atau Rough Guides atau buku lainnya, pasti akan mudah kita temukan hal ini. Dan biasanya berada di halaman-halaman awal tujuan wisata kita.

Sebelum memulai perjalanan Anda, sebaiknya kita mempunyai sebuah atau lebih rencana perjalanan. Rencana perjalanan itu penting agar kita mudah merencanakan, mengatur, dan mengevaluasi kesuksesan perjalanan kita. Dengan rencana perjalanan, kita juga bisa realistis mengatur logistik, tiket, akomodasi, transportasi dan juga bujet untuk keperluan perjalanan kita.

Itulah pentingnya Rencana Perjalanan. Tapi apa sih yang harus kita rencanakan?

Rencana perjalanan bisa berupa hal singkat, seperti contoh di bawah ini:

Rencana Backpacking Negara-Negara ASEAN

  • Hari ke-1: Singapura, Marina Bay, Kampung Glam � Little India.
  • Hari ke-2: Singapura, National Orchid Garden � jalan-jalan ke Orchard Road
  • Hari ke-3: Singapura, China Town, Marina Bay, Singapore Flier, lalu sore naik kereta ke Malaysia.
  • Hari ke-4: Malaysia, pagi ke Petronas tower dan siang istirahat. (Menurut riset waktu kunjungan dimulai pukul 9 pagi)
  • Dan seterusnya…

Itu adalah contoh rencana perjalanan yang sangat sederhana. Dan juga cukup fleksibel. Perlu diingat, rencana perjalanan di atas tidak memuat detil waktu. Kenapa waktu tidak perlu, karena ini adalah rencana perjalanan. Cukupkan rencana perjalanan itu sederhana, fleksibel, dan masih bisa diubah atau diatur ulang sesuai dengan kesepakatan para peserta perjalanan independen tersebut.

Lalu apa yang perlu dan bisa dilakukan setelah kita mendapat rencana perjalanan seperti ini? Oh banyak sekali. Jangan kira setelah membuat hal di atas Anda bisa menganggur. Itulah keunikan perjalanan independen, dan pasti pembaca Ransel Kecil semua suka dengannya.

Setelah rencana perjalanan ini siap, biasanya kita segera bisa melakukan riset, apakah rencana tersebut patut dan realistis.

Mari kita lihat pada rencana hari ke-3 dan hari ke-4 pada contoh di atas. Hari ke-3 malam, rencananya adalah naik kereta malam (Keretapi Melayu Berhard) ke Malaysia via darat.

Setelah melakukan riset kecil, kita tahu kereta akan sampai di Malaysia kira-kira Subuh atau sebelum pukul enam pagi. Jadi apakah mungkin langsung berkunjung ke Petronas Tower?

Nah di sini titik realisasinya bisa dicapai. Bila Anda masih punya waktu senggang untuk rencana besoknya dan tidak ada rencana yang mengharuskan pergi pagi hari, maka sebaiknya rencana ke Petronas ditunda esoknya. Bila tidak bisa, dan esoknya ada rencana perjalanan lain yang bagus pula, pergi ke Petronas pagi hari pun masih bisa dilakukan. Apakah realistis? Ya, masih mungkin kok. Tapi dengan catatan, Anda harus membawa ransel beserta bawaan langsung ke gedung Petronas langsung setelah sampai di Kuala Lumpur.

Begitulah contoh kegunaan rencana perjalanan. Disamping itu, dengan rencana perjalanan yang bagus, kita bisa memulai mencari informasi, dan juga melakukan booking hostel atau hotel, pesan tiket transportasi bilamana hal itu dimungkinkan, dan seterusnya. Rencana perjalanan juga dibuat untuk lebih segera mengetahui bila ada masalah dalam rencana perjalanan kita, dan memungkinkan kita menggantinya dengan rencana perjalanan yang lebih realistis.

Bila ada yang berdalih, kan perjalanan kami singkat, cuma tiga hari? Tak perlu lah rencana perjalanan yang rumit. Ya, tiga hari itu singkat, dan lebih mudah diatur secara rileks. Tapi kami semua yakin, bila kita punya rencana perjalanan yang bagus, kita bisa lebih menikmati perjalanan itu, lebih mudah merencanakannya, lebih mudah mengatur dan efisien bujet, dan seterusnya.

Kami menyaranakan rencana perjalanan dibuat kurang lebih sembilan hingga tiga bulan sebelum perjalanan dilakukan. Lebih awal lebih baik tentunya. Satu hal paling penting dari awalnya rencana perjalanan dibuat adalah tujuan efisiensi bujet. Semakin awal dan jauh dari jadwal perjalanan, harga tiket dan akomodasi bisa jadi lebih murah. Sebaiknya rencana perjalanan direvisi hingga periode tiga bulan perjalanan.

Hal lain, kadang rencana perjalanan sebaiknya juga fleksibel, demi kenikmatan perjalanan independen itu sendiri. Misalnya saja Anda sudah punya rencana perjalanan di Maroko selama tiga hari, dan Anda sudah pesen tiket untuk beberapa tujuan dan tempat (misalnya hari ke-1 dan ke-3). Tapi ketika di Maroko, ada teman yang memberi tips sebaiknya mencoba pergi ke Majorelle Garden, tamannya indah. Nah, bila memungkinkan, kita bisa mengatur ulang jadwal kita, misal hari ke-2 untuk ke Majorelle, selama hal itu tidak menabrak rencana kita, atau bila perlu rencana lain digagalkan demi tujuan yang lebih bagus dan menarik, kenapa tidak?

Jadi, segera atur rencana perjalanan Anda sekarang juga.

Tulisan ini sebelumnya dimuat di Ranselkecil pada 5 Januari 2010. Dalam beberapa hari ke depan saya akan memuat ulang tulisan-tulisan saya yang ada di media lain di blog ini. Terima kasih.