Setahun lalu, saya kenal namanya. Barack Obama. Senator Demokrat keturunan Afrika-Amerika yang masa kecilnya pernah tinggal dan sekolah di Jakarta.

Seorang Calon Presiden Amerika Serikat pada Pemilu 2008 pernah mampir di Indonesia? Membanggakan, biarpun konon cuma satu tahun ia sekolah di Menteng, tapi kalau dipikir, membanggakan ini saja adalah seperti menonton lelucon yang tidak lucu. Tidak ada sesuatu hal yang patut dibanggakan. Nostalgia semu, sementara sikap berpikir dan berbangsa kita jauh dari orang-orang yang pernah mampir dan sekolah di negeri ini.

Kembali ke Obama, setelah membaca berita itu, saya teringat serial thriller 24 yang dibintangi oleh Kiefer Sutherland. Ini adalah serial TV favorit saya. Seri pertama cerita agen rahasia ini adalah menyelamatkan seorang capres AS Afro-Amerika, senator David Palmer, dari ancaman teroris yang tidak mengharapkannya jadi presiden. Saya pikir, biarpun ini filsi, pasti tak lama lagi AS mungkin akan ada calon presiden dari kulit hitam. Dan Obamalah orangnya.

Akhirnya, tak lebih dan tak kurang, saya cuma bisa mengucapkan selamat bertempur kepada sang Senator. Lahan panas politik tampaknya baru terbakar, panas apinya pun terasa kemana-mana. Suhu politik dunia pun mulai cair, menunggu harapan-harapan baru dari simbol perubahan besar di AS.

Meski begitu, saya masih jauh dari kenal dengan sang Senator, dan saya harus banyak lagi membaca kisah dan kiprahnya. Selamat berjuang senator.