Januari 2004 di Kampungku

Saya menikmati malam terakhir 2003 di desa saya yang jauh di Jombang, Jawa Timur. Untung desa saya tidak sesepi lima tahun yang lalu. Listrik sudah masuk, telepon ada, jalan depan rumah juga sudah di aspal meski sekarang mulai bopeng sana-sini. Tapi tahun baru tetap sepi. Hanya Bang Rhoma yang bisa membuatku tersenyum saat itu dengan lagu Tahun Barunya. Juga hanya satu mercon yang mengangetkanku malam itu. Suaranya menggelegar menghentakkan bumi....

Arif Widianto · January 17, 2004

Cantik itu Pedih

Kalau Eka Kurniawan, cerpenis asal Yogya itu pernah menulis novel berjudul Cantik Itu Luka, maka saya berani mengatakan, ternyata, untuk cantik itu pedih dan sengsara. Saya punya pengalaman tentang hal ini. Sabtu adalah hari libur bagi sebagian pekerja di Jakarta. Demikian pula saya. Bosan dengan kesibukan biasanya, hari Sabtu kemarin saya menerima ajakan mbak sekretaris di kantor, mbak Ade, untuk facial (cuci muka) di sebuah klinik di daerah Jakarta Pusat. Hah?...

Arif Widianto · December 22, 2003

Silaturrahmi

Lebaran baru saja berlalu. Sebentar lagi Natal dan Tahun Baru tiba. Dalam suasana seperti ini, ada satu suasana khas yaitu silaturrahmi di mana-mana. Bagi yang Islam, mereka biasanya saling berkunjung setelah salat Idul Fitri dilaksanakan. Saya rasa seluruh budaya dan agama di Indonesia juga mengenal hangatnya silaturrahmi. Begitu pula yang saya rasakan Lebaran kemarin. Orang Jawa mengatakan bila kita tidak bersilaturrahmi, kita bisa kepaten obor (kehilangan nyala obor) yaitu terputusnya persaudaraan dan hubungan kekerabatan....

Arif Widianto · December 16, 2003

Cinta Sang November

Judul: Sweet November; Bintang: Keanu Reeves, Charlize Theron, Greg Germann (Ally McBeal); Sutradara: Pat O’Connor; Distributor: Warner Bros. Picture (2001) Weker tanda jam 7 berbunyi. Dia bangun, mandi, lalu melihat berita pagi dan menghangatkan kopinya. Vince, rekan kerjanya, lewat telpon mengingatkan persiapan presentasi untuk sebuah klien istimewa. Mereka berjanji bertemu 15 menit lagi di kantornya. Demikian, Nelson Moss sangat hapal akan hidupnya. Diperankan oleh Keanu Reeves, kelahiran Lebanon yang pernah memerankan Johny Mnemonic dan The Matrix itu....

Arif Widianto · October 7, 2003

Apa yang Kita Suka?

Sudah lama saya tidak menulis, entah sekadar celoteh, menulis di weblog saya yang mangkrak berbulan lamanya, atau juga nulis di weblog Ensiklo. Karena teringat janji saya sebagai editor, yang bertugas menulis dan juga mengedit tulisan teman-teman, saya sungguh merasa berdosa. Dalam posting ini, inilah janji saya untuk mulai menulis lagi. Omong-omong tentang menulis (saya suka menulis), ada pertanyaan yang menghantui sampai detik ini, “Apa sih yang membuat saya tertarik untuk dikerjakan dalam hidup saya?...

Arif Widianto · October 6, 2003

Cukup Gilakah Kita?

Saya pernah nonton dua film yang berkisah tentang orang gila. Yang pertama, Patch Adams, dibintangi oleh aktor kawakan Robin Williams. Yang kedua, baru saja saya tonton tadi malam berjudul One Flew Over the Cuckoo’s Nest, film ini pernah memenangi 5 piala Oscar 1975 dan juga sebagai Best Screen, dan salah satu alasan saya tonton adalah karena dibintangi oleh Jack Nicholson yang saat itu masih muda dan keren. Saya benar-benar tidak menyangka Jack mudanya seganteng itu....

Arif Widianto · July 16, 2003

Clandestine in Chile

Saya baru saja membaca sebuah kisah menarik dari buku Clandestine in Chile yang ditulis oleh Gabriel Garcia Marquez, pengarang peraih hadiah nobel sastra dari Kolumbia itu. Kisah ini sangat menarik karena kisahnya yang sangat tidak biasa, lebih-lebih, ini adalah sebuah kisah nyata. Adalah Miguel Littín, seorang produser dan sutradara film kelahiran Chili. Dia adalah pendiri dan sekaligus kepala lembaga film nasional Chili semasa pemerintahan Salvadore Allende di tahun 1970. Setelah pemerintahan Allende digulingkan oleh aksi militer rezim Augusto Pinochet di tahun 1973, Littí­n mengungsi ke Meksiko dan melanjutkan kerjanya di pengasingan itu....

Arif Widianto · October 31, 2002

Damai di Bawah Atap

Akhirnya, saya bisa menyelesaikan buku baru Fira Basuki berjudul Atap, buku terakhir dari sebuah trilogi (buku terpisah tiga jilid tetapi masih menjadi satu kesatuan) setelah Jendela-jendela dan Pintu. Satu hal kalau boleh menyampaikan, Fira telah melakukan pekerjaan yang hebat. Meski tidak terlalu mendapat banyak sorotan dibanding dua pengarang wanita sebelumnya (Ayu Utami dan Dewi Lestari), saya tetap kagum dengan apa yang ia kerjakan melalui novel ini. Garis cerita novel ini, gayanya, dan plotnya sungguh berbeda....

Arif Widianto · August 14, 2002