Saya barusan ditelpon seseorang ke ponsel. Lagi-lagi, ini berhubungan dengan susu, tapi bukan susu formula.
“Selamat siang, bisa dengan ibu Yani?” kata wanita itu memulai pembicaraan.
Ia mencari istri saya tentunya.
“Maaf ini suaminya, ada apa bu?” jawab saya.
“Begini, saya dari susu P*****n, kami ingin menanyakan bagaimana kabar kehamilan istri Anda?”
Kok dia tahu kami beli produk sisi itu? Produk susu instan yang ditujukan untuk ibu hamil dan menyusui. Saya penasaran.
“Maaf Anda tahu nomor telpon saya dari mana?”
“Em… kami dari xxx xxx xxx kami P#####n xxx xxxx xxx. Apakah istri Bapak masih minum P######n pak?” Lanjut wanita itu. xxx adalah kata-kata yang kurang jelas saya dengar.
Karena ingin tahu, saya tanya lagi, “Maaf kurang jelas bu, Anda tahu saya dari mana?”
“Kami dari xxx xxx xxx kami P######n xxx xxxx xxx. Apakah istri Anda sehat saja kehamilannya pak?” lanjut wanita itu, tetap dengan intonasi kurang jelas dan cepat.
Karena kesal, disamping merasa kurang dihargai dan menghabiskan waktu, akhirnya saya bilang, “Maaf, saya malas menjawabnya mbak. Makasih”
Klik. Telepon saya tutup.