bq. Usability is a term used to denote the ease with which people can employ a particular tool or other human-made object in order to achieve a particular goal. Usability can also refer to the methods of measuring usability and the study of the principles behind an object’s perceived efficiency or elegance.
- “Wikipedia on Usability”:http://en.wikipedia.org/wiki/Usability

Saya baru menyadari kegunaan konsep ini.

Sepuluh menit lalu, usai sudah kaki saya penat berkeliling ke sebuah mal di dekat kantor. Capek.

546922_way_out_manKalau tak salah ingat, mal tersebut mempunyai 5 lantai. Hanya lima lantai! Tapi hingga sekarang saya masih belum paham bagaimana mencari jalan/jalur tercepat untuk menuju lokasi tertentu. Lebih lagi mengingat di lantai mana toko X berada.

Boleh dibilang, sejak impresi pertama, saya bisa katakan desain tata letak mal tersebut tidak usable. Untuk menyadari lokasi lantai saja saya bingung, papan informasi kurang terjangkau dari lokasi naik-turun tangga, atau lift. Belum tulisan informasi toko, kecil, terlalu crowded, terlalu berjubel. Membuat bingung dan tidak fokus.

Mungkin karena faktor desain mal tersebut yang agak tak lazim. Mirip U, dengan tata letak separasi yang unik dan melingkar, hal ini menurut saya merasa kehilangan arah lokasi. Kehilangan kontrol lokasi akhirnya membuat kita kehilangan daya ingat akan sebuah peta lokasi tempart tertentu. Hal ini membuat pengingatan toko jadi semakin sulit. Hal ini membuat pengunjung sering membuang waktu dan langkah hanya untuk mencari/mencoba kebenaran lokasi tertentu.

Mungkin lebih dari 20 kali saya berkunjung ke mal tersebut, tapi saya tetap kesulitan untuk mencari toko buku QB World di situ. Barusan ke sana lagi untuk niat belanja, eh malah sudah ditutup. Mungkin faktor letak lokasi yang susah dijangkau membuat toko buku ini kabur dari mal ini.

Satu contoh sederhana, nama lantai.

Saya sering bertanya dalam hati, kenapa para pembuat pasar publik, mal, dan estate (dalam hal ini gedung multi lantai) suka aneh-aneh dalam menamakan lantainya. Ada Ground Floor, Lantai 1, Upper Ground, Lower Ground, Mezzanine Floor, dst. Apa maksud penamaan aneh-aneh tersebut? Biar keren? Agar terkesan modern dan canggih?

Mbelgedes! Itu hanya tipuan kuno para pembuat desain branding.

Kalau memang ingin membuat nama unik tiap lantai. Oke tak masalah. Asal ada juga informasi penunjang nama lantai lokasi pengunjung, juga lantai atas dan bawahnya, lebih-lebih peta seluruh lantai gedung.

Kalau memang membuat nama keren, biarlah desain lantai tersebut yang berbicara. Sebuah desain lantai yang sederhana dan tertata rapi akan lebih membuat nyaman pengunjung, akan lebih memuaskan daripada pengunjung dibuat pusing bolak-balik mencari sebuah lokasi.

Biar terkesan canggih, permaklah lokasi gedung dengan peralatan yang menunjang kenyamanan dengan alat-alat baru yang canggih, bukan memperumit dengan istilah canggih dan kerumitan mengakses peralatan canggih.

Nama mal tersebut “Mal Plaza Semanggi”:http://www.theplazasemanggi.com/, populer disingkat Plangi. Lihat peta lokasi mal tersebut, kalau sempat coba kunjungi dan ceritakan pengalaman pertama Anda mencari suatu toko atau tempat tertentu. Pengalaman Anda mungkin bisa berbeda. Bila salah, mungkin saya yang terlalu bodoh untuk mencari jalan tercepat ke toko tertentu.

Peta Lokasi Plangi

Hak Cipta © http://www.theplazasemanggi.com/

Saya belajar, itulah pentingnya usability.

Dan, agar tidak diprotes orang arsitektur, saya berdoa mudah-mudahan saya tidak lupa mengaplikasikan usability sesadar-sadarnya di seluruh karya saya.