Anda tahu siapa dia?

Mungkin hanya mas “Kuncoro Wastuwibowo”:http://kun.co.ro/ yang bisa bercerita tentang dia.

Sebelumnya, salam ketemu lagi buat mas Koen. Dulu kita teman ngeblog di era 2002-2003. Tapi saya sempat off, dan mas Koen melaju terus. Saya masih ingat, di “blog lama”:http://web.archive.org/web/20021113060956/http://arifwidi.com/weblog/ saya punya sebuah link buat situs Anda, dan Anda memberi link saya. Jadi kita teman kan? Saya baru kasih link lagi ke situs Anda, hehehe..

Terus terang saya penasaran mas Koen.

Siapa “Wagner”:http://id.wikipedia.org/wiki/Richard_Wagner itu?

Saya suka musik klasik, biarpun baru dalam tahap renggeng-renggeng (kata orang Jawa), baru belajar mendengar. Ikut-ikutan lah.

Itu pun yang saya kenal cuma Mozart atau Beethoven. Saya kenal, maksudnya pernah mendengarnya, dan suka. Tchaikovsky, Chopin, dan Verdi, saya pernah mendengar namanya, tapi belum pernah menikmati musik mereka. Nama lain? Tidak ada.

Tapi saya akui, mendengar musik klasik itu melenakan.

Di halaman khusus “Wagner”:http://kun.co.ro/wagner/, mas Koen bercerita bahwa pemusik satu ini adalah dari golongan manusia yang “terasing”. Mas Koen bahkan menyandingkannya dengan “Edward Said”:http://kun.co.ro/2006/08/03/edward-said/, seorang yang dikenal dengan filosofi keterasingan. Dan, kok bisa-bisanya Said juga pengagum Wagner pula. Mas Koen kemudian bilang “Stephen Hawking”:http://kun.co.ro/2006/08/04/stephen-hawking/ juga pecinta Wagner. Wagner yang Yahudi musiknya diharamkan parlemen Israel. Keterasingan dan diasingkan memang membuat seseorang teguh dan hebat.

Ah, aku makin kau buat penasaran mas Koen.

Bagaimanakah saya harus mulai mempelajari Wagner, mas Koen?